prakata

Di antara wasiat - wasiat (pesan-pesan) Rasulullah Saw adalah : "Jangan takut berada di jalan Allah terhadap celaan orang yang suka mencela. " Aku berkata, "Tambah lagi ya Rasulullah." Beliau melanjutkan pesannya : "Katakanlah apa yang hak meskipun akibatnya terasa pahit." ( HR. Ibnu Hibban)

Rabu, 25 April 2012

jangan cuma katanya... (1)

Bismillahirrahmanirrahim

Dan apabila dikatakan kepada mereka: 
"Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," 
mereka menjawab:
 "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati dari (perbuatan) nenek moyang kami." 
"(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?." 
(QS: Albaqarah : 170)

Mitos itu cute ya, lucu dan menggemaskan. Hanya berdasarkan "katanya" tapi banyak yang percaya. Ada yang mengatakan terbukti ada yang tidak. Setiap orang yang bercerita pun versinya bisa berbeda beda. Tidak ada versi bakunya, mungkin karena "katanya" jadi ya terserah orang yang menceritakan. Berhubung saya orang islam, saya coba mencari tahu  kebenaran mitos dengan pegangan orang islam, Al Quran dan Hadits, karena keduanya merupakan patokan baku bagi saya.

Semenjak istri saya hamil sampai sekarang, 3 minggu setelah melahirkan, mitos bayi sepertinya selalu mengelilingi saya. Ketika hamil, banyak yang menyarankan agar jangan melewati jembatan, nanti anaknya bisa hilang diambil kuntilanak. Logika saya berpikir apa hubungannya jembatan dengan hilangnya bayi? Apa karena jembatan itu sering terjadi kecelakaan jadi banyak dedemitnya? Padahal kecelakaan dijembatan banyak terjadi karena pengendara tidak menyadari bahwa jalan menjadi semakin sempit, kiri kanan ada sungai sehingga secara naluriah pengendara akan cenderung memepet ke tengah jalan. Selain itu jembatan jaman dulu kan gelap karena tidak ada penerangan, jadi kesannya angger bin seram, membuat kecelakaan lebih mudah terjadi, klop deh cerita horrornya, dari mulut kemulut berkembang dan ditambahi bumbu akhirnya menjadi sebuah keyakinan. Alhamdulillah 9 bulan saya dan istri bolak balik melewati jembatan siang ataupun malam tidak terjadi apa apa tuh, malah kalo lewat jembatan di pagi hari sering dapat hiburan lihat orang buang hajat di sungai hehe.

Ada lagi yang menyarankan kalo magrib jangan keluar rumah, kalau terpaksa keluar ya rambutnya harus digerai tidak boleh diikat (biar mirip dedemit kali ya, jadi aman tidak akan diganggu, karena sesama dedemit kan dilarang saling mendahului), lagi lagi alasannya karena banyak dedemit yang suka sama anak kecil mencari mangsa ketika magrib datang. Jadi ingat deh waktu kecil banyak ibu ibu yang teriak teriak memanggil anaknya pulang " pulang nak sudah magrib nanti kamu hilang diculik wewe gombel." Akhirnya jika magrib tiba anak anak bergegas  pulang karena takut diculik. Seharusnya kan ibu ibu memanggil anaknya dengan alasan yang lebih masuk akal dan mendidik " sudah magrib nak, pulang yuk kita sholat berjamaah sama ayah", atau " pulang nak sudah adzan magrib, ayah sudah siap tuh mau ke masjid, nanti kamu ketinggalan lho" Lebih mendidik dan masuk di akal kan? Pulang karena sudah saatnya menunaikan ibadah sholat magrib, bukan karena takut diculik mbak wewegombal yang centil...

Selain itu ada yang menganjurkan saya untuk mengadakan selamatan 7 bulanan. Terus terang aturan 7 bulan / mitoni belum saya temukan di Al Quran dan Hadits, yang ada adalah penjelasan bahwa ruh ditiupkan ke dalam jabang bayi ketika berusia 4 bulan kandungan. Jadi ketika saya mau mengadakan syukuran, saya lakukan dibulan ke 4, diniati dengan mensyukuri telah dimulainya pemberian nikmat dan anugrah dari Allah karena telah diberi keturunan dan berdoa semoga ruh yang ditiupkan adalah sebaik baik ruh, yang kelak bisa mengabdi kepada Allah dan menjadi penyejuk mata bagi kami.

Dari Abu Abdirrahman, Abdullah bin Mas’ud RA,dia berkata: ”Rosulullah SAW telah bersabda kepada kami dan beliau adalah orang yang selalu benar dan dibenarkan: ’Sesungguhnya setiap orang diantara kamu dikumpulkan kejadiannya di dalam rahim ibunya selama empat puluh hari dalam bentuk nuthfah (air mani), kemudian menjadi ‘alaqoh (segumpal darah) selama waktu itu juga (empat puluh hari), kemudian menjadi mudhghoh (segumpal daging) selama waktu itu juga, lalu diutuslah seorang malaikat kepadanya, lalu malaikat itu meniupkan ruh kepadanya dan ia diperintahkan menulis empat kalimat: Menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan nasib celakanya atau keberuntungannya. (HR. Bukhari Muslim)

Nasihat untuk tidak membunuh binatang (baik suami ataupun istri) serta melihat orang yang cacat juga menghampiri saya, jika dilakukan nanti anaknya jadi mirip binatang yang kita bunuh atau cacat seperti orang cacat yang kita liat. Alhamdulillah selama istri saya hamil saya sudah membunuh 2 ular pohon yang nekat mau masuk rumah. Karena sudah mengganggu dan mengancam keselamatan, jadi saya sikat abis ular yang membuat istri saya teriak teriak ketakutan. Hasilnya, anak saya sehat wal afiat sampai sekarang.

Kemana mana bawa senjata tajam sebagai tolak bala biar dedemit pada takut hehe.. Ini nasihat yang bikin saya senyam senyum terus, membayangkan istri saya yang perutnya besar membawa senjata tajam, pisau dipinggang kanan, golok di pinggang kiri dan pacul di punggungnya, ditambah jarum, silet, paku dan obeng di dalam tasnya, berasa saingan sama anak pertama saya kalo pas main power ranger2an!  Saya pun menjelaskan panjang lebar masalah mitos ini kepada istri, dan akhirnya setelah melalui sidang paripurna yang lama bersama istri, ditambah interupsi2 yang panas, Istri saya pun akhirnya manut, dia mau mengikuti mitos tersebut dengan syarat mengganti senjata tajamnya dengan HP, jadi kemana mana selama hamil selalu bawa HP biar klo ada apa apa gampang minta bantuannya. :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar