Bismillahirrahmanirrahim
Merenung… sebuah proses kegiatan
yang rutin saya lakukan sejak kuliah dulu. Merenung itu beda lho dengan
melamun, apalagi melamun jorok :p . Kelihatannya kurang kerjaan ya, hehe jangan
memandang negatip dulu tentang merenung, Nabi pun mencari Allah dengan cara
merenung, menyendiri di gua hira’, melihat alam semesta dan mencari jawaban
siapa yang menciptakan alam semesta ini. Begitu juga dengan saya, dengan merenung visualisasi kehidupan saya
selama ini akan jelas terpampang di depan mata.
Apa yang sudah saya lakukan selama ini, apa yang sudah saya dapat untuk
dunia, berapa persen dari hidup saya yang saya persembahkan untuk sang pencipta
dll. Intinya merenung bisa menjadi lahan intropeksi diri yang akurat, karena
dengan merenung, hati lah yang berbicara, sedangkan hati tidak pernah dan tidak
bisa berbohong.
Jadi sekali kali merenunglah, saat hiruk pikuk
dunia menjauh, itulah saat yang tepat menurut saya untuk merenung. Ketika
sendiri, ditengah keheningan malam misalnya. Coba dan bayangkanlah diri kita
seutuhnya. Apakah yang sudah kita lakukan selama ini benar menurut pandangan
Allah? Sesuai dengan jalan-Nya? Ikutilah kata hati yang muncul, jika salah akuilah salah dan jika benar
maka pertahankan kebenaran itu serta implementasikan menjadi tindakan yang
nyata, karena sekali lagi hati tidak dapat berbohong.
Jika sudah merenung, mengadulah
kepada Allah. Saya merasakan nikmat yang luar biasa ketika melakukan ibadah
malam setelah melalui proses merenung. Ibadah yang didasarkan bukan karena
rutinitas belaka, atau terpaksa dilakukan karena butuh, karena ada masalah... Tetapi karena niatnya ingin menghadap Allah Tuhan semesta alam yang menciptakan
kita, yang mengendalikan kita. Insya Allah jalan akan terbuka lebar, Allah akan
memberi jalan dan kata hati akan berbicara dengan tulus. Dan yang pasti... air mata akan
mengucur deras begitu kita menyadari semua kesalahan yang sudah kita lakukan...