prakata

Di antara wasiat - wasiat (pesan-pesan) Rasulullah Saw adalah : "Jangan takut berada di jalan Allah terhadap celaan orang yang suka mencela. " Aku berkata, "Tambah lagi ya Rasulullah." Beliau melanjutkan pesannya : "Katakanlah apa yang hak meskipun akibatnya terasa pahit." ( HR. Ibnu Hibban)

Sabtu, 31 Maret 2012

diamlah!

bismillahirahmanirrahim

Dua orang separuh baya bercakap cakap saat khotib berbicara di mimbar sholat jumat tadi siang.  Saya yang kebetulan duduk persis dibelakang mereka merasa sangat sedih dan kecewa melihatnya. Bagaimana tidak kecewa, baju koko mereka tidak terlihat murahan, memakai peci dan sarung yang cocok dengan bajunya, menunjukkan mereka orang yang berpendidikan. Uban yang mulai terlihat banyak di rambut mereka berdua menunjukkan bahwa mereka seharusnya sudah sangat sangat dewasa dan pastinya sudah banyak makan asam garam kehidupan dunia. Tapi kenapa oh kenapa mereka tidak bisa mencerminkan perilaku yang sebanding dengan kesan yang saya dapat. Mereka ngobrol dengan asiknya ketika khotib berbicara! Bukannya Nabi sudah mengingatkan hendaknya seseorang diam apabila imam sedang khotbah? Kalo anak kecil yang melakukannya saya masih maklum, karena mungkin belum sampai kepadanya ilmu tentang masalah ini. Tapi sangatlah tidak masuk akal menurut saya kedua orang ini belum mengerti atau belum pernah mendengar larangan Rosulullah ini.


Saat itu tangan saya sudah gatal, bibir sudah sedikit monyong ingin mencolek dan mengingatkan mereka, untungnya saya jadi ingat pesan nabi kalo saya menegur mereka dan sedikit saja ucapan terlontar dari mulut maka saya tidak ada bedanya dengan mereka. Sayapun hanya bisa diam....

Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, "Apabila kamu mengatakan kepada temanmu, 'Diamlah', padahal imam sedang berkhutbah, maka kamu telah berbuat sia-sia (pahala kamu menjadi sia-sia)." (HR. Muslim)

Bayangkan jika kita setiap melakukan ibadah sholat jumat (atau ibadah yang lain) ternyata hasilnya sia sia hanya gara gara kita tidak tahu aturan dalam beribadah, sedangkan kita merasa kita sudah taat kepada Allah seumur hidup kita di dunia? Kita pikir tabungan kita sudah cukup untuk dilaporkan saat  dihisab kelak diakhirat, ternyata lembaran laporan kita kosong? atau malah minus? Sedangkan kita tidak bisa kembali lagi ke dunia untuk memperbaikinya? nauzubillahiminzalik, bangkrut yang sebenar benarnya.... 

"Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan." (QS. Al Jaatsiyah 28)

Setelah selesai sholat saya pun berpikir, umur ternyata bukan jaminan kualitas seseorang menjadi dewasa, menjadi paham akan segala galanya. Banyak makan asam garam ternyata tidak bisa di sandarkan dengan hanya melihat usia. Kualitas seseorang ternyata ditentukan dari kemauan hati dan usaha dia untuk mau maju (dalam semua bidang tentunya). Konsistensi untuk selalu mengkoreksi diri agar tidak terlena dengan kesalahannya. Syaratnya ya cuma satu, mau belajar, mau mencari mana yang benar mana yang salah berdasar aturan baku yang sudah ada bukan berdasar kebiasaan lingkungan sekitar atau aturan turun temurun yang belum tentu jelas asalnya. Sehingga semua yang kita usahakan kelak tidak akan sia sia.

Sambil pulang saya pun teringat iklan rokok mild jaman dulu, "tua itu pasti dewasa belum tentu"......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar