prakata

Di antara wasiat - wasiat (pesan-pesan) Rasulullah Saw adalah : "Jangan takut berada di jalan Allah terhadap celaan orang yang suka mencela. " Aku berkata, "Tambah lagi ya Rasulullah." Beliau melanjutkan pesannya : "Katakanlah apa yang hak meskipun akibatnya terasa pahit." ( HR. Ibnu Hibban)

Kamis, 29 Maret 2012

niat dan konsistensi

 Bismillahirrahmanirrahim

Ada yang menarik perhatian saya di acara eliminasi Indonesia Idol 2012 jumat kemarin, ketika Agnes bertanya kepada Anang dan Dhani tentang berapa lama mereka menjalani hidup di industri musik.  Anang menjawab 25 tahun, sepuluh tahunnya kere, dan Dhani menjawab 20 tahun dan tidak pernah kere. Konsistensi usaha yang luar biasa menurut saya. Hidup yang berkutat dalam 1 bidang untuk waktu yang sangat lama dan akhirnya membuahkan hasil. Tidak semua orang bisa bertahan lama seperti mereka. Ada yang baru beberapa tahun karirnya merosot langsung berpindah haluan, dari penyanyi lari ke sinetron atau sebaliknya. Sekedar untuk menjaga konsistensi predikat.

Pelajaran yang bisa dipetik dari jawaban kedua artis diatas adalah sikap sungguh sugguh dalam menjalankan sesuatu. Jika sudah basah mandi saja sekalian, jadi bisa tau rasanya air yang dingin, rasanya menggigil ketika berendam dan akhirnya bisa tau kalo ternyata air itu dapat menyegarkan badan. 


Agar bisa dilakukan secara konsisten, kita harus mau jatuh bangun agar selalu berada di jalur yang kita pilih, sehingga ada progres dari usaha yang kita lakukan, karena ada pengorbanan yang musti dilaksanakan untuk kemajuan konsistensi kita. Untuk mencari pekerjaan misalnya, kita mau repot sekolah puluhan tahun, jika dipikir pikir berapa dana dan tenaga yang harus dikeluarkan untuk itu semua. Menghapal berbagai macam ilmu, membaca buku pelajaran yang sudah tidak terhitung jumlahnya  dari TK sampai kuliah. Belum lagi tambahan kursus yang bermacam macam untuk menambah ilmu. Intinya untuk mengejar cita cita, apapun ditempuh agar kelak dapat tercapai sesuai yang kita harapkan.
Bagaimana dengan urusan akhirat? Seharusnya bisa juga kan? Sebagai muslim tentu kita punya cita cita bertemu dengan Allah dan menikmati indahnya surga. Sayangnya semakin bertambahnya umur konsistensi kita untuk urusan yang satu ini semakin memudar. Konsistensi kita tidak sekuat seperti saat mengejar dunia. Dalam menghafal ayat Allah misalnya, Berapa persen dari kita yang mempunyai progres peningkatan dalam menghapal? Kebanyakan yang terjadi saat sholat, surah yang dibaca masih sama dengan surah yang kita baca saat kita kecil, hanya beberapa surah awal di buku Jus Amma. Tidak ada progres sama sekali. Hilang sudah konsitensi mencari ilmu dengan membuka Al Quran, malah lebih senang Al Quran nya dijadikan pajangan di ruang tamu sebagai hiasan. Begitu juga dengan ibadah yang lain, contohnya puasa, selama ini hanya sebatas menjalankan ritual ibadah tahunan, hanya menahan lapar dan haus, stagnan begitu terus dari kecil sampai sekarang tanpa mau tau hakikat sebenarnya dari puasa. 

Nah pertanyaannya... jika kita ingin tau rasanya air tapi kita tidak mau mandi, apakah lantas  kita akan tau kalo ternyata  air itu dapat menyegarkan badan? Semua kembali kepada diri sendiri. Seberapa kuat niat untuk merasakan segarnya air....

"Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan bahwa Allah adalah Tuhan kita semua, kemudian mereka bertindak lurus - teguh dalam kebenaran- maka mereka tidak akan merasa takut dan tidak akan merasa berduka-cita. Merekalah yang dapat menempati syurga, mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan dari apa-apa yang mereka lakukan." (QS al-Ahqaf: 13-14)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar