prakata

Di antara wasiat - wasiat (pesan-pesan) Rasulullah Saw adalah : "Jangan takut berada di jalan Allah terhadap celaan orang yang suka mencela. " Aku berkata, "Tambah lagi ya Rasulullah." Beliau melanjutkan pesannya : "Katakanlah apa yang hak meskipun akibatnya terasa pahit." ( HR. Ibnu Hibban)

Kamis, 15 Maret 2012

orang malas yang meminta minta

 Bismillahirrahmanirrahim

Sebut saja namanya Mr.x, suatu hari mengetuk rumah saya, umurnya sekitar 40 tahun, masih tegap, sehat dan bajunya rapi serta memakai peci. dengan gaya tubuh dan bahasanya yang "mudah diterka",  saya langsung tahu kalo dia akan meminta sesuatu dari saya. Dimulai dengan salam, dilanjutkan kata kata ingin bersilaturahmi, setelah itu masuk ke "maksud kedatangan" yang sebenarnya. Mulailah dia bercerita, anaknya sakit, sedang di operasi di RSI Harapan Anda, butuh tambahan biaya, karena anaknya tidak diperbolehkan pulang,  "ditahan" oleh pihak rumah sakit. Secara halus saya menolaknya, karena gelagat yang saya lihat orang ini mengarang cerita, kenapa harus di RS swasta jika tidak ada dana? Kenapa bukan ke RS pemerintah dan meminta surat keterangan tidak mampu dari kelurahan setempat agar dibiayai pemerintah?  Mr. x tetap bertahan dan nadanya mulai terlihat sedikit memaksa. Saya pun tetap bertahan dengan penolakan halus saya. Akhirnya mr. x pulang dengan muka marah dan meninggalkan rumah tanpa mengucapkan salam..

Sebulan kemudian, ketika saya ngantor, bel kantor berbunyi, saya pikir pelanggan yang akan memesan catering, ternyata setelah saya buka, wajah Mr. x yang terlihat. Dandannya sama, rapi memakai hem plus berpeci. Ritual pun dimulai, salam, pembukaan ingin bersilaturahmi dan cerita maksud kedatangannya. Ahaa.. dia lupa dengan muka saya hehe. Saya biarkan dia bercerita panjang lebar sampai berbusa, dan yang membikin saya takjub, ceritanya sama persis! saya pun menjawab ceritanya dengan mengatakan " hebat dong pak, sebulan anak bapak di RS terus, berarti bapak kaya dong anaknya bisa menginap lama di RS, kaya di hotel." Mr.x menjawab," maksudnya?" " lhah iya, sebulan yang lalu sampeyan ke rumah saya minta bantuan, ceritanya sama, sudah berapa duit pak yang sampean dapat dari hasil cerita tipuan sampeyan itu?" Jreng jreengg.... Mukanya merah padam, matanya nanar melihat saya... " nggih sampun pak, kulo pamit mawon.." sambil berbalik badan  meninggalkan saya. Dengan nada menyindir saya berucap " besok besok dicatat pak alamat rumah yang sudah pernah dimasuki, jadi tidak  ketauan kalo sampeyan tukang bohong...".

Luar biasa fenomena peminta minta jaman sekarang, dengan mengatas namakan predikat orang miskin, orang tidak mampu, mereka menjadi pemalas nomor wahid. Padahal badan segar bugar dan sehat, kenapa mereka tidak mau bekerja sesuai dengan kapasitas jasmani dan kemampuan ilmu yang dimiliki, menjadi tukang bangunan misalnya, atau buruh cuci lepas untuk yang wanita. Jawaban yang saya dapat dari hasil investigasi ternyata sungguh mencengangkan, kalo bekerja, dapatnya sedikit tapi capenya seharian! Paling banter cuma dapat 30-35 ribu, tapi kalau meminta minta door to door, sedikit menipu dan mengarang cerita, bisa dapat 100 ribu, itupun minimal lhoh! Luar biasa!

Padahal allah memberikan kita predikat sebagai mahluk yang paling sempurna, diberi fisik yang mumpuni dan  akal pikiran melebihi kemampuan mahluk-Nya yang lain. Saya sampai bingung dengan mereka, apa mereka tidak malu dengan Allah karena menyia nyiakan pemberian-Nya? Apalagi memintanya mengatas namakan agama, alih alih shodaqoh, infaq dll? Apa mereka tidak bisa membedakan shodaqoh itu peruntukannya untuk siapa, infaq itu untuk siapa? Belum lagi melihat dandanan mereka, aura wajah mereka yang kelam tak bercahaya, saya kok jadi pesimis mereka melaksanakan kewajiban beribadah kepada Allah, padahal kelak mereka akan ditanya tentang bagamana cara mendapatkan harta benda didunia, apa mungkin mereka lupa akan ada hidup sesudah mati? Wallahu a’lam...

"(Berinfaqlah) kepada orang-orang fakir yang terikat (oleh jihad) di jalan Allah; mereka tidak dapat (berusaha) di bumi; orang yang tidak tahu menyangka mereka orang kaya karena memelihara diri dari minta-minta. Kamu kenal mereka dengan melihat sifat-sifatnya, mereka tidak meminta kepada orang secara mendesak." (QS: Al Baqarah : 273)

Pernyataan Allah diatas menjelaskan dengan gamblang siapakah orang miskin itu. Orang yang berjuang di jalan Allah, mau beribadah, tidak pernah meminta minta walaupun kekurangan, sampai sampai orang disekitarnya menganggap dia orang kaya, dan jika mereka meminta mereka tidak akan memaksa. Orang miskin itu bukan orang yang suka berbohong, merubah penampilan fisiknya agar dikasihani, dan bukan orang orang yang suka meninggalkan ibadah... mereka orang malas menurut saya, orang yang miskin hati, miskin bersyukur.

jadi masih pantaskah orang malas kita bantu? Mereka akan semakin senang jika kita beri, malasnya akan menjadi jadi, membuat mereka akan lebih sering berbohong karena merasa enak setiap hari tinggal keliling meminta minta, dan menurut saya yang memberi pun akan mendapat dosa karena membantu menjadikan orang lain menjadi tukang bohong dan malas.

 
Jadi alangkah baiknya jika kita melihat ke sekeliling, mencari orang orang terdekat, bisa tetangga, teman, saudara yang hidupnya kekurangan tapi mau beribadah, orang orang seperti ini yang layak menerima infaq yang sebenarnya, jika mereka memintapun kita ikhlas memberinya, Allah pun ridho kepada si pemberi dan si penerima.

Bahwa Nabi saw. bersabda : Allah Taala berfirman : Hai anak cucu Adam, berinfaklah kalian, maka Aku akan ganti kepadamu, anugerah Allah itu penuh dan deras. (HR. Abu Hurairah RA)

1 komentar: